Bunga Eidelweis

Sang Bunga Abadi

Bunga eidelweis merupakan tumbuhan yang banyak terdapat di daerah pegunungan dan hanya dapat tumbuh di daerah dataran tinggi. Nama latin eidelweis yaitu Anaphalis javanica. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 meter dan memiliki batang sebesar kaki manusia.

Saat ini tumbuhan eidelweis menjadi tumbuhan yang langka karena sering dipetik atau diambil oleh para pendaki gunung yang tertarik dengan kecantikan bunga tersebut. Bunga eidelweis sering juga disebut bunga abadi karena setelah dipetik eidelweis tidak layu.

Eidelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutanpegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkauoleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara.
Bunga-bunganya sangat disukai serangga seperti kutu, thrips, kupu-kupu, lalat, dan lebah terlihat mengunjunginya. Jika tumbuhan ini cabang-cabangnya dibiarkan tumbuh cukup kokoh, eidelweis dapat menjadi tempat bersarang bagi burung tiung (Myophonus glaucinus).

Bagian-bagian eidelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekedar kenang-kenangan oleh para pendaki. Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari Gunung Gede-Pangrango. Dalam batas tertentu dan sepanjang hanya potongan-potongan kecil yang dipetik, tidak mengancam punahnya bunga eidelweis. Sayangnya keserakahan serta harapan-harapan yang salah telah mengorbankan banyak populasi, terutama populasi yang terletak di jalan-jalan setapak.

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa eidelweis dapat diperbanyak dengan mudah melalui pemotonagan cabang-cabangnya. Oleh karena itu, potongan-potongan itu mungkin dapat dijual kepada pengunjung untuk mengurangi pengambilan bunga eidelweis di pegunungan.


Sumber: Ningsih, Murni Irian. 2008. Ensiklopedi Mini Flora.Bandung: CV. Alfarisi Putra.